Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Anugerah di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, pada 2019 memperoleh pendapatan Rp99,01 juta dengan sisa hasil usaha (SHU) yang harus dibagikan ke berbagai pihak senilai Rp33,06 juta.
“Pendapatan sebesar Rp99,01 juta itu diperoleh dari unit usaha perkreditan rakyat, kemudian dipotong operasional dan pengeluaran lain-lain sebesar Rp65,94 juta,” ujar Yuliana, Sekretaris BUMDes Anugerah ditemui di Desa Giripurwa, Kamis.
Ini berarti laba bersih yang dimiliki BUMDes Anugerah senilai Rp33,06 juta. Keuntungan sebesar itu kemudian digunakan untuk beberapa hal, baik untuk keperluan sosial, pengembangan SDM, pendapatan desa, dan lainnya.
Rincian dari pemanfaatan laba sebesar Rp33,06 juta itu adalah untuk Pendapatan Asli Desa (PADes) sebesar 25 persen atau Rp8,26 juta, untuk pengurus sebesar 30 persen atau Rp9,92 juta, untuk penambahan atau pemupukan modal 20 persen atau Rp6,61 juta.
Kemudian yang disisikan sebagai dana komisaris dan pengawas sebesar 15 persen atau Rp4,96 juta, untuk bantuan sosial atau dana sosial pendidikan siswa sebesar 5 persen atau Rp1,65 juta, dan untuk pengembangan SDM pengelola BUMDes sebesar Rp1,65 juta.
Ia mengaku saat ini terus memacu kinerja dengan cara membuka unit usaha baru, yakni ternak ayam potong yang saat ini sudah selesai pembangunan kandangnya dengan ukuran 32×7,5 meter.
“Unit usaha yang sudah berjalan selama ini adalah Perkreditan Desa dan Agen BNI. Untuk tahun ini kita akan pengadaan aksesoris kandang ayam dan akan ada pihak ketiga yang menyuplai bibit ayam, pakan, dan vaksin,” kata Yuli.
BUMDes Anugerah yang beralamat di Desa Giripurwa ini didirikan tahun 2014. Sebelumnya BUMDes ini berupa Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dibentuk sejak tahun 2011, namun kemudian bertransformasi menjadi BUMDes tahun 2014.
Selain usaha ternak atau pembesaran ayam potong, pihaknya juga sedang menyiapkan untuk pembukaan unit usaha baru berupa perkebunan kelapa sawit, karena berdasarkan kajian ekonomi, pengembangan sawit yang bisa dikelola BUMDes di desa tersebut sangat terbuka.
Untuk unit usaha lain yang sudah berjalan hingga kini, yakni Agen BNI, banyak masyarakat yang cukup terbantu terutama kaum ibu, karena mereka tidak perlu jauh-jauh ke luar desa jika ingin membayar tagihan PLN, pembelian voucher HP, transfer dan lainnya.
Sementara itu, Tenaga Teknis Bidang Pengembangan Ekonomi Desa Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (Pro-P2KPM) Kabupaten PPU, Muhammad Faried, berjanji akan terus melakukan pendampingan untuk pengembangan ekonomi, baik melalui BUMDes maupun langsung ke masyarakat. *
Pewarta : M.Ghofar