Penajam (18/6)- Pendamping Program Pembangunan Pemberdayaan Kelurahan dan Perdesaan Mandiri (P2KPM) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) diminta kuasai teknik mendampingi komunitas lokal, guna meningkatkan daya saing tenaga kerja yang menjadi sasaran program.
Tenaga Teknis Program P2KPM Kabupaten PPU Imam Subarkah mengatakan, pelatihan dan pengadaan sarana pendukung usaha yang didanai oleh Program P2KPM tahun ini, pada akhirnya diharapkan efektif meningkatkan pendapatan masyarakat.
Untuk itu, Pendamping Program P2KPM perlu membekali diri dengan teknik fasilitasi pengembangan masyarakat berbasis komunitas supaya mampu mengorganisasi masyarakat pemanfaat, kemudian aset peralatan usaha menjadi sumber penghasilan yang berkelanjutan.
Pendampingan pada komunitas, lanjut dia, sebenarnya merupakan kegiatan pengembangan penghidupan atau mata pencaharian bagi masyarakat sasaran, khususnya masyarakat miskin di desa maupun kelurahan.
Hal dianggap penting karena yang diperlukan adalah melakukan pemetaan potensi ekonomi lokal agar dapat menjadi arahan bagi masyarakat miskin, sebagai sasaran kegiatan saat mereka akan memutuskan untuk berwirausaha atau menjadi tenaga kerja.
Hasil pemetaan ini, lanjut dia lagi, akan memberikan rekomendasi pada berbagai sektor ekonomi, atau pada komoditas yang berpotensi besar dapat dikembangkan oleh sejumlah kelompok sasaran, sehingga besar pula peluang mereka untuk meningkatkan pendapatan secara berkelanjutan.
Ia juga mengatakan, saat Rakor Pendamping Program P2KPM yang digelar sehari sebelumnya, telah disampaikan bahwa pendamping perlu memperhatikan hal utama yang harus diidentifikasi dalam kerangka penghidupan berkelanjutan.
Identifikasi yang diarahkan dia adalah pemetaan segi lima aset penghidupan berkelanjutan, analisis faktor kerentanan, dan analisis kebijakan yang berpengaruh.
Segi lima aset yang dimaksud Imam adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya finansial, sumber daya fisik, dan sumber daya sosial.
“Segi lima aset ini mengggambarkan hubungan antarsumber daya atau aset penghidupan yang memiliki hubungan ketergantungan satu sama lain, bahkan menggambarkan beragam kondisi perubahan tingkat aksebilitas terhadap sumber daya penghidupan,” katanya.
Tahap awal pengembangan komunitas, katanya, pendamping wajib melakukan pemetaan komunitas dengan melaksanakan tiga langkah, yakni membuat profil kelompok sasaran, mencari kesesuaian antara produk unggulan dengan profil kelompok, kemudian menilai kelayakan pengembangan produk terkait.
Sektor usaha atau produk yang menjadi kegiatan komunitas harus memperhatikan tiga aspek, yakni sesuai bagi masyarakat miskin, selaras dengan potensi pertumbuhan wilayah, dan sesuai dengan potensi kelayakan pengembangan.
Selanjutnya, kata dia lagi, sektor usaha untuk menghasilkan produk unggulan dianalisa dan diidentifikasi kebutuhan sarana/prasarana pendukung usahanya maupun peluang penyerapan tenaga kerjanya. (MG)